Mengenal Bahasa Bekasi, dari Berbagai Masyarakat Asli Bekasi

Senzangwarna.com

Bekasi pada awalnya Dimulai dari sejarah Bernama Bhagasi dalam penghapalan Bahasa Belanda seringkali ditulis Bacassie

Namun arti Bekasi dalam bahasa Sangsekerta bila diartikan secara pilosofinya adalah” Chandrabhaga”
Chandra bila diartikan Bulan dalam bahasa jawa Kuno dari Sasi.
Dan kata Bhaga” bila diartikan adalah (bagian)
Secara keselurahan bila diartikan secara etimologis menjadi (bagian dari bulan)
Namun kata Chandrabhaga akhirnya berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya sering disingkat menjadi Bhagasi.
Orang Belanda sendiri dalam penyebutan Bhagasi menjadi Bacassie yang akhirnya sampai saat ini yaitu Bekasi.
Daerah penyangga Jakarta ini pada awalnya memang daerah yang cukup tua.

Berdasarkan penemuan situs kampung Buni zaman batu muda atau neolitikum pada tahun 1958, diperkirakan menurut ahli sejarah sudah ada sejak 200 SM, dengan adanya bukti ditemukannya kerangka manusia, beliung persegi, gerabah berbentuk periuk,manik-manis perhiasan emas, dan kendi, jauh setelahnya.

Berdasar Prasasti Kampung Tugu, Cilincing, Bekasi rupanya terkait dengan raja Purnawarman yang berkuasa di Tarumanegara 400 Masehi.

Dalam sebuah cerita di sistu di kisahkan dalam pembuatan sungai Chandrabhaga, (Kali Bekasi diartikan oleh beberapa ahli).

Saat itu Bekasi juga disebut sebagi Dayeuh Sundasembawa atau Jaya Giri, yaitu sebagai pusat Kerajaan Tarumanegara Beberapa Abad.

Ads:

Buka untuk info..

Bekasi Juga Sebagai Distrik Afdeling Maester Cornelis (Jatinegara) sebagai Keresidenan Batavia bagian timur yang di sebutkan dalam terbitan Martinus Nijhoff-EJ Brill di Gravenhage
Yang dialiri sungai Cileungsi dan sungai Bekasi, disitu juga terdiri dari Pasar ramai warga Tionghoa yang terbentuk sejak 1752 yang tercatat
Dalam terbitan Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie (1896).

Bekasi saat ini adalah Kota yang sangat penting untuk Jakarta, dimana Masyarakat Jakarta saat ini banyak yang sudah mulai hijrah ke kota Bekasi dengan berbagai alasan.
Tidak bisa dipungkiri dari adat dan bahasa pastinya akan sangat berpengaruh.
Bekasi dan Kabupaten Bekasi sendiri meliputi daerah yang sangat berdekatan dengan daerah yang bahasanya tidak sama, dengan masyarakat Bekasi.
Salah satunya Bogor, Jakarta dan Karawang.

Baca Juga: Wow.. Serunya Acara Ulang Tahun Kota Bekasi ke 23 Dengan Berbagai Acara.

Baca juga: Mengupas Budaya dan Gotong Royong Masyarakat Bekasi

Baca Juga: Menyikapi Polling di Grup IWB Minggu 7/3/2020 Dengan maksud dan Tujuannya.

Disini pastinya akan sangat berpengaruh dari segi bahasa dan adat istiadatnya, kecuali Jakarta.
Kata bahasa Danta,misalnya yang artinya jelas/terang (bukan dalam pencahayaan)
Ora. ini bisa diartikan kepada suku kata ngga, namun kata ora bisa saja mengambil dari kata Bahasa Jawa. ora ono,(tidak ada).
Bagen. (bahasa Betawi) yang artinya biarin.
– Nibla, Bahasa Bekasi-Betawi yang artinya( jatuh.).
– Ngagul, yang artinya. sombong cara bicaranya tingkah lakunya.
Berikut bahasa Orang Bekasi:
– Ngaggul
– Nenen
– Ngayab bae
– Samber
– Abong
– Ngegeroh
– Nguntilin
– Bogan
– Ngebak
– Beringsang/baringsang
– Ongkoh
– Antepin
– Bocah
– Ngebala/ngabala
– Mindo
– Glajis
– Menggel
– Pangkeng
– Puguh
– Samber
– Belatak/balatak
– Ngejoprak
– Dll.
Dari beberapa suku kata yang bisa diartikan sebagai kata penyambung.
Misalnya kata:
Pisan” ora danta pisan yang artinya gak jelas bangat.
– Kon”, Ora Kon. yang artinya gak lah.
– Be” yang kalau di sambungkan, biarin be, artinya biarin aja.

Bahasa Bekasi juga bisa berubah sesuai wilayahnya, misalnya untuk daerah Bantar Gebang dan sekitarnya, Bantar Gebang Sendiri memang daerah timur kota Bekasi yang wilayahnya berdekatan dengan Kabupaten Bogor.

Bahasa-bahasanya hampir sepenuhnya Sunda, namun karena jaraknya yang sangat dekat dengan kota Bekasi dan wiilayah lain, seperti Padurenan, Cimuning, Sumur Batu, Mustikasari, Mustika jaya dan Bojong Menteng.

Dari enam wilayah yang lokasinya berdekatan ini sudah pasti bahasa yang di gunakan berbeda walau tidak semua.
Satu contoh misalnya kata” Rigil, rigil yang bisa diartikan menjadi sebuah kata, ngunder yang terus menerus ( Dipetik terus menerus).
– Ngabeka. bahasa Bantar Gebang yang bila diartikan merayu/memohon/meminta kepada orang tuanya.
– Bangkawarah (Bantar Gebang) yang artinya anak yang durhaka melawan kepada kedua orang tuanya,atau berbuat hina kepada orang lain.
– Minuhan, yang artinya mengisi sebuah bak/ kolam, tapi bisa diartikan benda lain seperti pasir, batu, buah dan isi barang padat lainya.
– Memende.
Memende yang artinya nidurin anak kecil yang sulit, dikeloni agar cepat tidur.
– Kabolosok.
Kabolosok atau tertipu dalam menjual dan membeli suatu barang.
– Nyangkere.
Nyangkere artinya adalah tidur miring, baik keseblah kanan atau sebelah kiri.
-Jemblang.
Jemblang atau basah anak kecil setelah tidur, atau tersiram air dalam sebuah tempat tidur, atau terkena bocor./dengan dua bahasa ya itu nguyumbang.

Stadion sepak bola Bekasi

Dari beberapa suku kata orang Bekasi tentunya sebagai Masyarakat Bekasi dan sekitarnya harus berbangga, karena bukan tidak mungkin 5-10 tahun lagi bahasa ini sudah tidak digunakn lagi oleh masyarakat, sehingga keberadaan bahasa lekuhur orang Bekasi lambat laun akan pudar.
Tidak bisa di pungkiri masyarakat Bekasi saat ini sudah sangat modern, terlihat saat acara ulang tahun (HUT) kota bekasi yang ke 23 Selasa 10/3/2020.
Masyarakat Bekasi hampir sama dengan penduduk Jakarta yang sudah tidak lagi menggunakan bahasa Betawi.(kecuali acara tertentu)
Namun masyarakat Bekasi harus tetap menjunjung tinggi adat dan budaya Bekasi,salah satunya.
Batik Bekasi yang sudah mulai populer, Kesenian Bekasi seperti Tanjidor, Wayang kulit Bekasi, Kesenian Ujungan, Bekasi Berebut Dadang, Sedekah Bumi, Bandeng rotot, semacam bandeng presto.
Sementara makanan ciri khas Bekasi diantaranya:
Gegeplak, rangginang, akar kelapa, wajit, dodol, katimus yang terbuat dari singkong di parud.
Sayau gabus yang menggunakan pucung.
Dan masih banyak lagi.

Penulis dan editor Niko
Senzawarna.com

Views: 135